Allah

Allah
Mari selalu dzikir kepada Allah setiap waktu

Senin, 30 Agustus 2010

DALIL QUR'AN ANJURAN MENGGUNAKAN SAYYID SEBELUM KATA MUHAMMAD SAW.

Al-Qur’an Surat An-Nur ayat 63

“Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebahagian (yang lain)”. Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

Kata “kamu” yang dimaksud dalam ayat diatas adalah sahabat Rasul, orang muslim atau umat Nabi Muhammad SAW, bukan orang munafik atau orang kafir/musyrik Quraisy.
Karena saat itu orang kafir/musyrik Quraisy memanggil Rosul dengan sebutan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW.
Dalam ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa janganlah kamu memanggil Rasul atau Nabi sama seperti kita memanggil teman kita sendiri.
Misalkan kita punya teman namanya “Budi”, lalu kita menyapa : Budi apa kabar?, atau Pak Budi, Mas Budi atau Dik Budi apa khabar? Itu kepada teman kita.

Lalu bagaimana cara memanggil atau menyebut Nabi/Rasul? Caranya ya jangan seperti kita menyebut/memanggil teman kita seperti diatas:
1. Bisa menggunakan kata-kata “sayyidinaa” didepan namanya, misalkan sayyidinaa Muhammad SAW. Contohnya :Allahumma salli ‘ala sayyidinaa Muhammad wa ‘ala ali sayyidinaa Muhammad.
“Aku junjungan (sayyid) bagi semua anak-cucu Adam as, dan aku mengatakannya tanpa kesombongan” …diriwayatkan oleh al-Syaykhâni (al-Bukhârî dan Muslim)

2. Atau menggunakan kata-kata “Rosulullah” didepan namanya, atau dibelakang namanya, misalkan ‘Rosulullah Muhammad saw’ atau ‘Muhammad Rosulullah’

Contohnya :Allahumma salli ‘ala Rosulillah Muhammad saw. wa ‘ala alihi wa shohbihi wa dhurriyyaatihi.
Contoh lain : Dalam dua kalimat syahadat (yang sering digunakan untuk adzan dan iqamah) “Asyhadu anlaa ilaaha illaloh, wa asyhadu anna Muhammad-’Rasulullah’.

Lantas bagaimana mengucapkan sholawat nabi di dalam sholat?, sebagaimana hadist nabi : Sholatlah kalian sebagaimana (kalian) melihat aku sholat (HR Bukhori, Muslim, Ahmad).
Bukankah Nabi sendiri didalam sholat ketika membaca sholawat menyebut nama beliau sendiri tanpa menggunakan sayyidina?

Untuk kasus ini kita harus tahu diri, harus ngaca diri artinya tahu siapa diri kita dan tahu siapa nabi. Disini kita harus menggunakan akal pikiran logika kita, kita harus tahu adab dan sopan santun terhadap nabi.
….dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (QS. Yunus :100)
Seseorang saja kalau dia keturunan ningrat, bangsawan atau masih ada keturunan darah biru terkadang orang itu mencantumkan gelar kebangsawanannya misalkan “raden”, “roro”, “tubagus” dll di depan namanya.



INGAT: PENGHORMATAN BUKAN BERARTI PENYEMBAHAN ATAU PENGKULTUSAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar