Allah

Allah
Mari selalu dzikir kepada Allah setiap waktu

Kamis, 27 Oktober 2011

WAHABI SALAFI MUSUH ISLAM YANG SEBENARNYA


THE REAL ENEMIES OF ISLAM AND HOW TO RECOGNIZE THEM
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Diambil dari http://mevlanasufi.blogspot.com
Musuh Islam Sebenarnya dan Bagaimana Mengenalinya
Musuh Islam sebenarnya saat ini bukan hanya Yahudi, Nasrani, Komunis tetapi juga sesame muslim sendiri. Kebanyakan dari golongan muslim yang menghancurkan Islam, mereka tidak menyadari bahwa tindakannya hanya akan menghancurkan Islam itu sendiri. Berkumpul bersama mereka, berdiskusi, atau bahkan hanya melihat mereka, dapat membawa kegelapan dihati kita. Berdebat dengan mereka adalah tindakan yang terburuk.
Dibalik perhatian mereka yang baik terhadap ibadah mereka, dan hanya Allah swt dan nabi saw yang mengetahuinya, mereka tak dapat menolong diri mereka sendiri untuk menjadi korban dari ibadahnya sendiri. Muslim yang tumbuh dalam lngklungan islam dan semenjak kecil dalam didikan sekolah Islam hingga ketingakt universitas, kurikulum agama islam yang mereka pelajari berdasarkan akidah yang akan menghancurkan Islam itu sendiri.
Media massa, televise, radio , surat kabar, walaupun merupakan program yang sangat relijius, juga artikel mereka di surat kabar merupakan hal yang sangat mendistorsikan pemahaman keislaman. Dan hal ini tak dapat mengangkat citra islam bahkan membuat perpecahan dikalangan umat Islam sendiri. Tetapi mereka masih mengatakan hal itu sesuatu yang islami.
Jangan harapkan mereka, kecuali keburukan saja dari golongan seperti ini. Allah swt telah menuliskan bimbingan dan epetance, bahwa hanya dengan rasa memiliki kepada nabi saw melalui barakah Awliya, mereka dapat menghitung kehidupannya dan melalui pandangan ampunan dan meletakan mereka dibawah sayap intercession.
Dalam pandangan saya , saya hanya melihat satu cara bagaimana menghadapi mereka di Amerika dan didunia barat, dan hal itu adalah dengan cara menjauh dari mereka dan peringati masyarakat tentang mereka. Seoarng syaikh yang saya ketahui mengatakan kepada para murid-muridnya untuk menjauhi mereka, mereka adalah musuh sesungghnya bagi Islam, dan berbicara dengan mereka akan membawa kegelapan pada hati, bahkan pada seluruh sisa umur kehidupan mereka. Dan butuh waktu seratus tahun untuk membersihkan racun dari hati akibat racun dari ibadah mereka.
bagaimana cara mengenali mereka? Disini ada beberapa elemen dasar ciri-ciri mereka sehingga kita dapat menghindari mereka dalam kehidupan didunia maupun diakherat nanti. Insya Allah. Satu-satunya harapan untuk Islam di bumi ini adalah….dst
1. Salat mereka tidak sesuai dari salah satu dari ke empat mazhab dalam islam. Khususnya ketika mereka mengangkat tangan mereka setelah ruku dan menyilangkan tangan mereka diantara ruku dan sujud.
Cara mereka ketika Tashahhud ( ketika duduk tahiyat) dan menggerakan jari telunjuk mereka terus menerus selama tasahud tersebut. Pemahaman mereka terhadap sunah Mustafa, hadist Nabi saw, sangat kontradiksi dengan dengan seluruh mazhab meskipun mereka menggunakan hadist yang sama yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,” Nabi saw menggerakkan telunjuknya ketika tashahud. Beberapa mazhab hanya menggerakkan tangan sekali saja, kecuali mazhab Maliki dalam seluruh tashahud tetapi hanya menggerakkan kekiri dan kekanan tidak keatas dan kebawah. Mereka membuat cara yang baru dengan menggerakn telunjuk kesegala arah yang sangat bertentangan dengan cara-cara yang disebutkan dalam ke 4 mazhab.
2. Mereka tidak mengangkat tangan mereka ketika berdoa, mereka tidak menutup kepala mereka ketika solat atau dalam keseharian mereka, meskipun telah diketahui selama berabad-abad, bahwa lelaki yang tidak menutupi kepalanya adalah seperti mereka yang telah kehilangan harga diri dan kehormatannya ( Makhrum al –Muru’a). Mereka tak pernah memakai surban, yang merupakan sunnah Nabi saw, yang selalu digunakan oleh para sahabah dan tabi’in.
Dalam beberapa acara mereka memakai Iq’al. Yang sangat bertentangan dengan sunah, tidak pernah Nabi saw menggunakan Iq’al selama hidupnya.
3. Mereka tidak pernah melakukan Shalat Israq, 2 rakaat sunah setelah matahari terbit, Bila hal ini masih belum cukup untuk mengenali tanda-tanda mereka dan menghindari berkumpul bersama mereka bahkan menjauh dari mereka, maka ada beberapa cirri-ciri mereka lainnya seperti disebutkan dibawah ini.
Mereka berkata, bahwa solat mereka hanya mengikuti Quran dan sunah saja. Berarti kehidupan Islam yang dibangun muslim selama lebih dari 13 abad, sebelum faham mereka muncul pada tahun 1930 an mereka katakan tidak mengikuti Quran dan Sunah. Tetapi mereka juga mengatakan kembali kepada sunah adalah keharusan, jangan dengarkan para Imam 4 mazhab atau ulama islam lainnya, siapapun mereka.
Mayoritas muslim akan berpegangan pada Ulama Besar Islam dijaman awal yang mengatakan,” Jika kalian melihat apa yang saya katakan dan hal itu bertentangan dengan sunah Nabi saw, maka abaikan apa yang saya katakan, dan ikuti sunah saja”. Kata-kata ini menggambarkan betapa rendah hatinya ulama besar jaman awal yang tidak ingin menonjolkan diri, tetapi saat ini mereka menghantam saja. Mereka tidak memperhatikan , bahwa Imam yang mengatakan hal ini juga mengatakan,” Jika Nabi saw meninggalkan ku meski hanya satu malam, saya akan menganggap diriku sebagai hipokrit”. Ini adalah ucapan Abu Hanifa Ibn Numan, mudah-mudahan Allah merahmatinya.
Mereka juga berkata,”Mereka adalah manusia biasa dan kita juga manusia”. Kita tahu saat ini yang mereka tak tahu. Yang paling moderat diantara mereka adalah mereka yang tidak berbicara negative mengenai Imam ke 4 mazhab, meskipun demikian mereka tetap tidak mengikuti kebiasaan Imam ke-empat Madzhab tsb. imam tsb. Mereka mengikuti cara mereka sendiri berdasarkan buku terkenal Sifat Salat Nabi saw, oleh Nasrudin al Albani, Albani bahkan tidak pernah bisa membuktikan bahwa ia telah mendapat Ijazah untuk mengajar dari gurunya, tentu saja saya lebih mengikuti Imam Malik, Abu Hanifa, Imam Syafi’I atau Ibn Hambali.
4. Satu dari argument terburuk mereka, adalah bertanya mengenai dalil dari Al-Quran dan Sunah yang menjadi pedoman para Ulama Besar tadi. Mereka tidak mengerti bahwa Al-Quran dan Sunah adalah pilar yang mana antara lainnya terbukti termasuk juga Qiyas, Ijma’a, Qaul para Sahabat. Dan juga yang tak kalah pentingnya adalah Maaruf, atau berdasarkan pendapat orang yang memiliki moral yang baik dan setuju bahwa amalan tersebut adalah baik.
5. Jika kalian bertanya kepada mereka mengenai kebiasaan muslim di seluruh dunia memperingati hari kelahiran atau Mawlid Nabi, maka mereka akan mengatakan Bid’ah dlolalah.
Masjid-masjid mereka hanya memiliki dinding yang putih saja, padahal rumah dan kantor mereka penuh hiasan kaligrafi. Tak perlu bertanya kepada mereka mengapa demikian, karena mereka tak akan menjawabnya. Mereka mungkin saja sangat dermawan dan kaya, tetapi berhati-hatilah apa yang mereka katakan dibelakang kalian jika kalian mengatakan bahwa kalian adalah murid dari Syaikh ini. Itulah adalah salah satu dosa terbesar dalam pandangan mereka jika kalian memiliki Syaikh.
Mereka mungkin memaafkan kalian jika kalian tak tahu ilmu agama, tetapi mereka tak akan memaafkan kalian jika kalian mempelajari agama melalui seseorang Mursyid. Mereka lebih memilih belajar melalui buku, video tape atau melalui universitas mereka.
6. Poin terakhir dalam bagian ini adalah interpretasi literal mereka dalam sebuah hadis Nabi saw seperti,” Apa yang terdapat di bawah engkel adalah neraka!. Disisi lain mereka cenderung untuk mencari interpretasi sendiri, tetapi paling obvious dari hadist kewalian,” “Aku akan menjadi mata baginya bagi apa yang dilihatnya, menjadi pendengarannya ketika ia mendengar, menjadi tangannya untuk memegang, dan menjadi kakinya dimana ia melangkah”. Pernah saya katakan hadist ini kepada seorang teman di perpustakaan Islamic Center dan satu dari mereka yang duduk disebelahku berkata,” Ini adalah Hululiya!”. Saya tak dapat menahan berkata,” Jika Nabi saw berkata ini adalah hululiya maka saya hululiya!”.
Wa min Allah at Tawfiq

14 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. Semoga anda mndapat rahmat Allah atas tulisan2 anda ini. Saya adalah pncari jalan yang lurus. Bolehkan saya minta alamat facebook anda. Kalau ada kirim ke andygbt@gmail.com

    BalasHapus
  2. bagi saudara-saudara seiman, setauhid, mohon jelaskan lebih banyak tentang wahabisme, agar tidak terjebak kepada faham tersebut, sekarang sudah merambah ke dusun-dusun, saya[un sedang menghadapi faham ini sekarang

    BalasHapus
  3. Sudah banyak buku dari kalangan ASWAJA yg mengupas tentang WAHABI , seperti buku SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFY WAHABI, PEMALSUAN KITAB2 ULAMA OLEH TANGAN2 WAHABI, ULAMA SEJAGAT MENGGUGAT WAHABI DAN KITAB KARANGAN SYEIKH AHMAD ZAINI DAHLAN DAN MASIH BANYA LAGI. TAPI HATI2 KALO BELI DI TOKO BUKU, KARENA WAHABI SEKARANG ADA YANG PAKAI NAMA SALAFY BAHKAN ADA YANG JUGA PAKAI ASWAJA JUGA BIAR LAKU BUKU2NYA

    BalasHapus
    Balasan
    1. mas Andik, namanya memberitahukan sesuatu yang baik itu jujur2 aja,.. tahukah anda pengarang buku SEJARAH BERDARAH SEKTE SALAFY WAHABI ? mengapa dia bersembunyi dibalik nama Syaikh Idahram (padahal namanya Marhadi Muhayyar pengadudomba kelompok Ahlusunnah dan salahsatu pembela ajarah syiah Laknatullah) takutkah dia sampai menyamar seperti itu? Lalu buku ULAMA SEJAGAT MENGGUGAT WAHABI.. Wahabi mana ya digugat.. Salafy atau Wahabi..? tau kah perbedaan Salafy dan Wahabi..??? Karena orang2 sekarang seperti anda, tanpa ilmu dan kebodohan menyatakan SALAFY dan WAHABI adalah sama saja.. pernyataan tanpa Ilmu.. adalah kebodohan

      Hapus
  4. Sebagai perbadingan :

    http://alfaruq-rizqullah.blogspot.com/2011/09/siapakah-wahabi-sebenarnya-baca-ini.html#more

    BalasHapus
  5. semoga wahabi cepet sadar atas kesesatannya.

    BalasHapus
  6. yuda@ aamiin..... smoga smakin banyak web aswaja supaya bisa membentengi aqidah aswaja di bumi indonesia ini.

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ana tau.. antum Ahlussunnah Wal Jamaah..sejati :)

      Hapus
    2. mana dalilmu yang mengatakan dizaman sahabat tidak merayakan maulid ?? tunjukkan dalilnya ?? asal omong aja kalian Wahabi.. Berlagak Ahlus Sunnah tapi pembenci amalan Umat Islam yang mencintai Rasululloh SAW..

      Hapus
  8. {Berdebat dengan mereka adalah tindakan yang terburuk.}
    bukankah kita hanya harus berhati-hati

    BalasHapus
  9. Maulid nabi jelas tidak pernah dirayakan para sahabat..padahal para sahabat adalah orang2 yang paling mencintai & memuja Nabi..jika maulid nabi adalah perbuatan baik tentu para sahabat sudah mendahului kita dalam mengamalkannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jelaskan dalilnya dan riwayat sahabat tidak melakukan Maulid ... Jangan ngarang dan ambil kesimpulan tersendiri.. Wahabi.. Wahabi.. tunjukkan dalilnya

      Hapus
  10. Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh raja Irbil (wilayah Iraq sekarang), bernama Muzhaffaruddin al-Kaukabri, pada awal abad ke 7 hijriyah. Ibn Katsir dalam kitab Tarikh berkata: “Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awwal. Beliau merayakannya secara besar-besaran. Beliau adalah seorang yang berani, pahlawan,` alim dan seorang yang adil -semoga Allah merahmatinya-”. Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibn al-Jauzi bahawa dalam peringatan tersebut Sultan al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh para ulama’ dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama’ dalam bidang ilmu fiqh, ulama’ hadits, ulama’ dalam bidang ilmu kalam, ulama’ usul, para ahli tasawwuf dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan mawlid Nabi beliau telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama’ saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandang dan menganggap baik perayaan maulid Nabi yang dibuat untuk pertama kalinya itu.

    Ibn Khallikan dalam kitab Wafayat al-A`yan menceritakan bahwa al-Imam al-Hafizh Ibn Dihyah datang dari Moroco menuju Syam dan seterusnya ke Iraq, ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijrah, beliau mendapati Sultan al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut sangat besar perhatiannya terhadap perayaan Maulid Nabi. Oleh kerana itu, al-Hafzih Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “al-Tanwir Fi Maulid al-Basyir an-Nadzir”. Karya ini kemudian beliau hadiahkan kepada Sultan al-Muzhaffar.

    Para ulama’, semenjak zaman Sultan al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga sampai sekarang ini menganggap bahawa perayaan maulid Nabi adalah sesuatu yang baik. Para ulama terkemuka dan Huffazh al-Hadits telah menyatakan demikian. Di antara mereka seperti al-Hafizh Ibn Dihyah (abad 7 H), al-Hafizh al-’Iraqi (W. 806 H), Al-Hafizh Ibn Hajar al-`Asqalani (W. 852 H), al-Hafizh as-Suyuthi (W. 911 H), al-Hafizh aL-Sakhawi (W. 902 H), SyeIkh Ibn Hajar al-Haitami (W. 974 H), al-Imam al-Nawawi (W. 676 H), al-Imam al-`Izz ibn `Abd al-Salam (W. 660 H), mantan mufti Mesir iaitu Syeikh Muhammad Bakhit al-Muthi’i (W. 1354 H), Mantan Mufti Beirut Lubnan iaitu Syeikh Mushthafa Naja (W. 1351 H) dan terdapat banyak lagi para ulama’ besar yang lainnya. Bahkan al-Imam al-Suyuthi menulis karya khusus tentang maulid yang berjudul “Husn al-Maqsid Fi ‘Amal al-Maulid”. Karena itu perayaan maulid Nabi, yang biasa dirayakan di bulan Rabi’ul Awwal menjadi tradisi ummat Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke generasi.

    Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn al-Jauzi, Ibn Kathir, al-Hafizh al-Sakhawi, al-Hafizh al-Suyuthi dan lainnya telah bersepakat menyatakan bahawa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan al-Muzhaffar, bukan sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Orang yang mengatakan bahawa sultan Salahuddin al-Ayyubi yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi telah membuat “fitnah yang jahat” terhadap sejarah. Perkataan mereka bahawa sultan Salahuddin membuat maulid untuk tujuan membangkitkan semangat umat untuk berjihad dalam perang salib, maka jika diadakan bukan untuk tujuan seperti ini bererti telah menyimpang, adalah perkataan yang sesat lagi menyesatkan.

    BalasHapus