Allah

Allah
Mari selalu dzikir kepada Allah setiap waktu

Jumat, 21 Januari 2011

KAJIAN HIKAM (UTAMAKAN AKHIRAT DAN BERGAULLAH DENGAN ORANG YANG SOLEH)

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Yaa Allah…yaa hayyu yaa Qoyyuum...yaa Qowiyy, wahai yang Maha menatap, bukakan mata hati kami agar bisa meyakini dengan haqqul yaqin. Jangan biarkan ada keraguan dihati kami terhadap janji dan jaminan-Mu. Jauhkan hati kami dari silau duniawi. Jangan biarkan kami terpesona dan terpedaya oleh dunia, aamiin….

Terjemah kitab Al-Hikam no. 50:
“Keajaiban yang sangat mengherankan (ajaib) terhadap orang yang lari dari apa yang sangat dibutuhkannya, dan dia tidak dapat lepas daripadanya. Dia berusaha mencari apa yang tidak akan kekal padanya. Sesungguhnya bukan mata kepala yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada didalam dada.”

Siapa yang menciptakan kita…?

Siapa yang mengurus diri kita dari waktu ke waktu…?

Orang yang “bodoh” yang mata hatinya tertutup adalah yang lalai dari yang memiliki, menguasai dan menggenggam segala galanya kemudian mencari sesuatu yang lemah tiada daya dan pasti binasa.
Aneh bin ajaib, kita tidak bisa lepas dari Allah SWT, tapi sibuk mengejar dunia dengan mengabaikan Allah.
Pertanyannya kemudian adalah: “Apakah kita tidak boleh mencari dunia…?

Dunia tempat tinggal kita sekarang. Tetapi yang kita cari bukan dunia, tapi pemilik dunia dan seisinya, Dia-lah Allah SWT. Kita bekerja bukan mencari harta, tapi mencari Ridla Allah. Kalau Allah Ridla diberi harta yang berkah. Tidak ada artinya harta jika tidak berkah. Tidak akan ada ketenangan bathin dan berakibat pada kemiskinan jiwa ditengah tersedianya segala kebutuhan duniawi.

Harta yang berkah bukan tergantung banyaknya jumlah. Tapi hatinya yang kaya sehingga berapapun harta yang ada bathin dan jiwanya tetap tenang. Maka kejarlah Allah dalam setiap episode kehidupan yang kita jalani. Karena semua dalam genggaman Allah SWT. Adakalanya kita senang, susah, dipuji dan dihina, itulah warna warna dalam hidup yang dipergilirkan diantara manusia. Dan itulah yang membuat indahnya hidup kita. Kesemuanya itu haruslah makin mendekatkan kita pada Allah SWT. Karena bagi orang beriman semua itu kebaikan dari Allah untuk hamba-Nya. Jika ia ditimpa kebaikan ia bersyukur jika ditimpa kemalangan, kesusahan dan persoalan hidup ia bershabar. Jadi tidak ada yang rugi bagi orang beriman, semuanya baik baginya, demikian Rasul s.a.w. sabdakan dalam sebuah hadits.

Terjemah Kitab Al-Hikam no. 53
“Janganlah berkawankan seorang yang tidak membangkitkan semangat taat kepada Allah, amal kelakuannya dan tidak memimpin engkau kejalan Allah kata katanya.”

Allah SWT berfirman: “Dan hari itu ketika orang yang zalim menggigit dua tangannya [karena menyesal], seraya berkata: “Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku dulu tidak menjadikan si fulan itu sebagai teman akrabku. Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.”(Al-Furqan:27-29)

Rasulullah s.a.w. bersabda: “Kondisi keagamaan seseorang sangat tergantung pada kondisi keagamaan temannya. Maka hendaknya kamu memperhatikan dengan siapa sebenarnya kamu tengah bergaul”(HR.Abu Daud, At-Tirmidzi dan Hakim dengan sanad Hasan)

Sebuah bait syair arab pun telah menyebutkan hal yang serupa:“Jangan kau tanya langsung tentang bagaimana seseorang itu, tapi cukup tanyakan bagaimana temannya, karena sesungguhnya seseorang itu akan mengikuti langkah-langkah temannya.”

Waktu demi waktu begitu berharga. Setiap saat kita berpacu dengan umur kita. Apabila kita mempunyai kawan yang tidak mengajak untuk ingat kepada Allah maka bisa terlalai kita karena-nya.

Maka carilah kawan/teman yang paling banyak mengingat Allah dan carilah teman yang bisa menegur kita untuk mengingatkan kita kepada Allah. Tidak hanya bisa memuji saja, bisa tertipu kita karena-nya. Carilah teman yang berfungsi sebagai cermin yang menginformasikan kepada kita apa adanya. Pujian itu nikmat untuk nafsu tapi tidak untuk iman. Pujian sering menutupi kejujuran diri. Yang kita butuhkan pujian, koreksi, saran bahkan cacian yang makin mendekatkan kita kepada Allah SWT.

Para ikhwan wa akhwat….Jangan tertipu oleh jabatan teman kita. Jangan merasa bangga oleh apapun yang ada pada teman kita yang sepertinya mulia dalam pandangan manusia. Lebih baik berteman dengan manusia biasa dalam pandangan sesama tapi mulia dalam pandangan Allah karena keshalihan-nya.
Wallaahu a'lam bish-Shawaab...

Alhamdulillaahirobbil'aalamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar